Kirab Dukung Solo Masuk Kota Ajaib Dunia di CFD Berlangsung Meriah
Kirab bertajuk
Surakarta New7Wonders Cities yang di gelar dalam gelaran Solo Car Free
Day (SCFD) Jl Slamet Riyadi, Minggu (20/10) berlangsung meriah. Kirab
dimulai sekitar pukul 06.30 WIB, star dari rumah dinas Walikota Solo
Lodji Gandrung menuju panggung kehormatan di depan Plasa Sriwedari
sebagai cucuk lampah Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo.
Dalam kirab itu Walikota memakai pakaian lurik
lengkap dengan blangkon hitam di kepala dengan di dampingi Kepala
Dishubkominfo, Yosca Herman Soedrajat, Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata (Disbudpar), Widdi Srihanto serta diikuti peserta kirab
pembawa bendera merah putih, red batik, gunungan, dan prajurit keraton,
serta siswa sekolah naik becak membawa laptop.
Kirab yang diselenggarakan oleh Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Solo bertujuan untuk
mendongkrak posisi Kota Solo dari 77 ke 28 besar dalam New7Wonders
Cities. “Kenapa Bapak (Walikota FX Hadi Rudyatmo) kita minta sebagai
cucuk lampah karena sebagai simbol untuk mempertahankan peninggalan
kota adiluhung,” kata Kepala Dishubkominfo, Yosca Herman Soedrajat kepada wartawan di sela-sela acara berlangsung, Minggu.
Herman begitu panggilan Kepala Dishubkominfo juga menambahkan dipilihnya venue Jl
Slamet Riyadi sebagai pelaksanaan kirab, karena bertujuan untuk
mempromosikan Kota Solo dalam kota ajaib di dunia. Disamping itu juga
untuk meminta dukungan seluruh masyarakat Kota Solo.
“Secara otomatis kirab ini akan diabadikan para pengunjung melalui kamera hp (handphone) maupun yang lainnya,” papaparnya.
Di sela-sela kirab itu, Herman juga melakukan
sosialisasi serta ajakan kepada pengunjungKota Solo untuk meng-upload
foto kirab itu ke akun facebook, twitter, blogger maupun yang lain. Untuk meng-upload foto itu peserta dapat melakukannya melalui akunfacebook : New7Wonders dan akun twitter @New7Wonders.
Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, menambahkan untuk
menuju posisi 28 besar New7Wonders Cities perlu adanya dukungan
masyarakat Solo. Karena, lanjut Rudy tanpa dukungan itu Solo tidak akan
mungkin masuk posisi 77 besar tahap pertama dalam New7Wonders Cities.
“Selain itu, kita nanti juga akam meminta dukungan kepada masyarakat,
Solo sebagai kota ramah difabel,” katanya.
Untuk mengenalkannya itu akan dilakukan kirab
difabel dengan menggunakan kendaraan khusus difabel. “Sebagai kota ramah
difabel Pemerintah Kota (Pemkot) Solo nantinya akan menyediakan
transportasi khusus difabel,” imbuhnya.
Sementara itu, Heru Mataya Prasetya dari Mataya
Art and Heritage menjelaskan, konstum yang dipakai peserta kirab adalah
berasal dari pernak-pernik pasar tradisional. Alasannya, pasar
tradisional merupakan salah satu keajaiban yang dimiliki Kota Solo.
“Kalau kita telik lebih jauh pasartradisional ini memiliki keajaiban dan
bahkan tidak pernah terpublikasikan,” katanya.
Melalui kostum pernak-pernik itu diharapkan mampu mendongkrak Solo dari 77 ke 28 besar dalam New7Wonders Cities.(bs/rdo) seperti : surakarta.go.id
Pakdesri.